Kamis, 14 Februari 2013
Untuk
mengatasi kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta, pemerintah provinsi telah
mengoperasikan bus way. Namun selain bus way, pemerintah provinsi DKI Jakarta
berencana mengembangkan proyek MRT (Mass Rapid Transit). Seperti hal proyek bus
way, pembangunan MRT ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kemacetan
yang ada di Jakarta dengan mengandalkan kereta api sebagai moda transportasi.
Pembangunan lintasan/ jalur kereta api yang akan dilakukan terdiri atas bawah
tanah (sub way), permukaan (survace), dan layang (elevated). Pembangunan jenis
jalur tersebut disesuaikan dengan kondisi areal yang akan dilewati. Keberadaan MRT
diharapkan dapat membuat masyarakat semakin banyak menggunakan transportasi
masal ini daripada menggunakan kendaraan pribadi.
Pembangunan proyek MRT
tersebut terdiri atas 3 tahap, yaitu: Tahap I –(Lebakbulus-Dukuhatas), Tahap II
– (Dukuhatas-Kota), dan Tahap III (Balaraja–Cikarang). Saat ini, proyek
pembangunan yang berjalan adalah Tahap I dengan rute Lebakbulus-Dukuhatas yang
diperkirakan akan selesai pada tahun 2016.
Pembangunan proyek MRT
(Mass Rapid Transit) rencananya akan dilaksanakan pada 2013 ini dengan total
biaya senilai Rp 15,7 triliun. Dimana pembagian persentase pembiayaan sebesar
49 persen ditanggung oleh Pemerintah Pusat dan 51 persen berasal dari
pembiayaan pinjaman Pemerintah DKI Jakarta. Jadi, skema beban biaya pinjaman
dari Japan International Cooperation Agency (JICA) terbaru akan menetapkan 49
persen hibah kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan 51 persen dialokasikan
sebagai penerusan pinjaman.
Mengenai harga tiket
MRT, diperkirakan sekitar Rp 38.000. Menurut Menteri Perekonomian
Hatta Rajasa, “Harga Rp 38.000 itu adalah harga yang berlaku pada 2017. Saat
itu pendapatan domestik bruto kita sudah 7.000 dollar AS. Namun, angka Rp
38.000 tetap angka yang sangat mahal,” kata Hatta.
Beban pengembalian
pinjaman kepada JICA tersebut, berpengaruh pada besaran subsidi yang akan
diberikan Pemprov DKI pada harga tiket MRT. “Harga tiket masih tergantung
bebannya berapa, saya penginnya di bawah Rp 10.000. Soalnya, kalau di Singapura
hanya 1 dollar Singapura, kan kira-kira Rp 7.000 sampai Rp 8.000. Kami angkanya
kira-kira seperti itu, Rp 10.000-an untuk tahun 2015,” kata Jokowi.
Semoga harapan Bapak Jokowi bisa terealisasi, dengan
harga tiket yang murah akan menggugah warga DKI Jakarta untuk menggunakan
transportasi umum. Apabila harga tiket terlalu mahal, maka masyrakat akan lebih
memilih menggunakan kendaraan pribadi, walaupun transportasi tersebut
dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman. Jakarta bisa bebas dari macet bila
masyarakat DKI Jakarta menggunakan transportasi umum yang sudah disediakan.SUMBER : 1. http://thepresidentpostindonesia.com/?p=2401
0 komentar:
Posting Komentar