RUGI LABA BANJIR JAKARTA

Kamis, 14 Februari 2013

Jakarta kembali berduka. kini ibukota tercinta ini mengalami musibah yang sudah turun temurun tidak bisa di atasi. yaa benar banjir, mungkin banjir sudah menjadi sahabat bagi warga ibukota, khususnya yang tinggal di bantaran sungai. 


Awal tahun tepatnya pertengahan bulan Januari, ibukota negara Republik Indonesia (DKI Jakarta) terendam banjir. Hampir seluruh wilayah DKI Jakarta terendam oleh air. Penyebabnya adalah karena faktor cuaca yang memang sedang musim hujan dan banjir kiriman dari wilayah kota Bogor dan Depok. Semua warga Jakarta dibuat resah oleh banjir 5 tahunan tersebut. Walaupun sudah sering mengalami banjir, banyak warga Jakarta yang mengatakan bahwa banjir tahun ini merupakan banjir yang lebih parah dibandingkan banjir tahun 2007 lalu. Mereka pun mengungsi ketempat yang sudah disediakan, bahkan kolong jembatan dan halte busway pun mereka sulap menjadi perkemahan.
Ditengah hiruk pikuk banjir ini, sebagian masyarakat Jakarta memanfaatkannya untuk mencari uang. Misalnya saja seorang pemulung, mereka biasa menggunakan gerobaknya untuk mencari rongsokan. Untuk mendapatkan uang, mereka harus mencari rongsokan dari pagi hingga sore dengan penghasilan rata-rata Rp 80.000,- sampai Rp 100.000,-. Namun saat banjir merendam Jakarta mereka bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 300.000,- per hari.
Mereka menyulap gerobaknya untuk mengangkut masyarakat Jakarta yang ingin melewati genangan air. Dalam satu gerobak bisa muat untuk 2 motor dengan 2 pengendaranya. Biasanya gerobak tersebut dikendalikan oleh dua orang yaitu disisi depan dan belakang. Untuk tarifnya, mereka memasang tarif Rp 10.000,- per orang dan Rp 10.000,- per motor. Jadi sekali mengangkut mereka bisa memperoleh Rp 40.000,-. Penghasilan yang cukup menjanjikan ditengah kesulitan yang mereka hadapi.
Itu merupakan keuntungan yang didapat oleh sebagian masyarkat saat bencana banjir. Namun sebenarnya Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 1,5 miliyar per jam dalam satu hari. Perekonomian Jakarta lumpuh saat banjir, sehingga pengusaha banyak yang mengelu karena kegiatan bisnisnya banyak yang terganggu. Contohnya para pedagang yang berada dipusat-pusat perbelanjaan Mangga Dua Square. Jalan menuju pusat perbelanjaan tersebut tergenang air sehingga mereka yang membuka usaha disana tidak bisa menjalankan usaha seperti biasanya.
Selain itu, menurut Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI, Sarman Simanjorang, mengatakan hal yang terganggu akibat banjir adalah distribusi barang dan aktivitas logistik, tersendatnya transaksi keuangan dan bisnis, tersendatnya proses produksi, kerusakan infrastruktur, dan aktivitas kantor yang tidak berjalan akibat karyawan yang tidak masuk.
Kini banjir telah surut, warga Jakarta mulai kembali ke rumah masing-masing dan berbenah. Saat berbenah inilah, kerugian sangat terasa. Banyak barang-barang berharga seperti barang elektronik rusak dan tidak bisa digunakan kembali bahkan banyak yang hilang dan hanyut terbawa arus banjir. Butuh banyak biaya untuk kembali ke seperti semula.
Banjir tidak hanya mendatangkan kerugian tetapi juga terdapat keuntungan ditengah bencana tersebut. Namun tidak dipungkiri lebih banyak kerugian yang didapat ketimbang keuntungan. Jadi, dengan kata lain kita harus pandai dalam melihat peluang ditengah kesulitan ekonomi yang sedang melanda.

0 komentar:

Posting Komentar